Minggu, 24 November 2013

Ekonomi koprasi bab 9 - 12


12. Pembangunan Koperasi


      a.       Pembangunan koperasi berkembang



Kendala yang dihadapi masyarakat :

1.       Perbedaan pendapat masayarakat mengenai Koperasi 
2.       Cara mengatasi perbedaan pendapat tersebut dengan menciptakan 3 kondisi yaitu :



a. Koqnisi

b. Apeksi

c. Psikomotor



Masa Implementasi UU No.12 Tahun 1967 tahapan membangun Koperasi :



a. Ofisialisasi

b. De-ofisialisasi

c. Otonomisasi



Misi UU No.25 Tahun 1992



merupakan gerakan ekonomi rakyat dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, makmur berlandaskan Pancasila dan UUD1945



Tahapan Pembangunan Koperasi di Negara berkembang menurut A. Hanel, 1989

Tahap I : Pemerintah mendukung perintisan pembentukan organisasi koperasi.

Tahap II : Melepaskan ketergantungan kepada sponsor dan pengawasan teknis, manajemen dan keuangan secara langsung dari pemerintah dan atau organisasi yang dikendalikan oleh pemerintah.

Tahap III : Perkembangan koperasi sebagai organisasi koperasi yang mandiri.

 http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-koperasi/pembangunan-koperasi


11. Peranan Koperasi

Menurut Undang-undang No. 25 tahun 1992 Pasal 4 dijelaskan bahwa koperasi memiliki fungsi dan peranan antara lain yaitu mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota dan masyarakat, berupaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia, memperkokoh perekonomian rakyat, mengembangkan perekonomian nasional, serta mengembangkan kreativitas dan jiwa berorganisasi bagi pelajar bangsa.


Peran koperasi dalam memajukan perekonomian masyarakat dari dulu hingga saat ini  sangat lah banyak. Karena masyarakat dapat meminjam atau berdagang pada koperasi tersebut. Bukan hanya itu saja  peranan yang dilakukan koperasi juga dapat membantu Negara untuk menggembangkan usaha kecil yang ada dalam masyarakat.


Peranan koperasi dalam perekonomian Indonesia adalah :
  1. Alat pendemokrasi ekonomi
  2. Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat
  3. Membantu pemerintah dalam mengelola cabang-cabang produksi yang tidak menguasai hajat hidup orang banyak
  4. Sebagai soko guru perekonomian nasional Indonesia (tiang utama pembangunan ekonomi nasional)
  5. Membantu pemerintah dalam meletakkan fondasi perekonomian nasional yang kuat dengan menjalankan prinsip-prinsip koperasi Indonesia
Peran Koperasi diberbagai Keadaan Persaingan


       a.       Dipasar persaingan sempurna

Pasar persaingan sempurna adalah struktur pasar yang paling banyak di gunakan oleh para ahli ekonomi sebagai dasar analisis dan perencanaan suatu perekonomian.
Ciri-ciri pasar persaingan sempurna :
- Adanya penjual dan pembeli yang sangat banyak
- Produk yang dijual perusahaan adalah sejenis (homogen)
- Perusahaan bebas untuk mesuk dan keluar
- Para pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna

Dalam jangka panjang dapat diharapkan (dengan asumsi bebas masuk dan keluar dari pasar) keunggulan kompetitif dapat tercipta dengan introduksi inovasi terbaru. Kondisi keunggulan jangka panjang dari keanggotaan koperasi adalah lebih sulit untuk direalisasi oleh koperasi, terutama di negara-negara sedang berkembang. Banyak ahli teori koperasi yang pada akhirnya berkesimpulan bahwa dalam pasar persaingan sempurna koperasi tidak dapat memberikan kelebihan/ keunggulan dibanding dengan Perusahaan Non Koperasi.



        b.      Dipasar monopolistic


Pasar Monopolistik adalah bentuk dari organisasi pasar, dimana hanya ada satu perusahaan atau penjualan suatu produk di pasar yang bersangkutan.


Dari sudut cakupan, monopoli ada yang bersifat lokal, regional, dan nasional. misal yang bersifat lokal : KUD sebagai penyalur tunggal kredit usaha tani (KUT) dan pupuk. yang bersifat regional : dapat di lihat dalam penyediaan air minum bersih di mana di monopoli oleh perusahaan daerah air minum (PDAM). Sedangkan yang bersifat nasional : mopoli di bidang layanan pos, telepon, telegram, dan listrik.


Cirri ciri pasar monopolistic :
-Banyak pejual atau pengusaha dari suatu produk yang beragam
- Produk yang dihasilkan tidak homogen
- Ada produk substitusinya
- Keluar atau masuk ke industri relatif mudah
- berbeda-beda sesuai dengan keinginan penjualnya



        c.       Dipasar monopsoni


Bentuk pasar ini merupakan bentuk pasar yang dilihat dari segi permintaan dan pembelinya. Dalam pengertian ini, pasar monopsoni adalah suatu bentuk interaksi antara permintaan dan penawaran dimana permintannya atau pembeli hanya satu perusahaan




         d.      Dipasar ologopoli


Oligopoli adalah struktur pasar dimana hanya ada beberapa perusahaan (penjual) yang menguasai pasar, baik secara independen maupun secara diam-diam bekerja sama.


     Banyak koperasi di pasar-pasar lokal yang telah berintegrasi vertikal atau pasar-pasar yang lebih besar dimana perusahaan-perusahaan yang telah mapan masih sangat terbatas. Hal ini menunjukkan bahwa koperasi telah berada di struktur pasar oligopoli yaitu struktur pasar dengan hanya terdapat beberapa penjual yang menyebabkan kegiatan penjual yang satu mempunyai peranan penting bagi penjual yang lain.

Cirri-ciri pasar ini :


-     Terdapat beberapa penjualprodusen yang menguasai pasar

-     Barang yang di perjual-belikan dapat bersifat homogen ataupun berbeda


-     Terdapat hambatan masuk bagi perusahaan diluar pasar untuk masuk kedalam pasar


-     Merupakan salah satu pasar price leader yaitu penjual yang memilki pasar terbesar.


http://ikesetiani.wordpress.com/2012/12/01/peranan-koperasi/
http://rachmadhidayatullah02.blogspot.com/2013/01/peranan-koperasi.html





10. Evaluasi keberhasilan koperasi dilihat dari sisi perusahaan


      a.       Efesiensi perusahaan koperasi

Koperasi adalah badan usaha yang kelahirannya di landasi oleh pikiran sebagai usaha kumpulan orang-orang bukan kumpulan modal. Oleh karena itu koperasi tidak boleh terlepas dari ukuran efisiensi bagi usahanya, meskipun tujuan utamanya melayani anggota.
  • Ukuran kemanfaatan ekonomis adalah manfaat ekonomi dan pengukurannya dihubungkan dengan teori efisiensi, efektivitas serta waktu terjadinya transaksi atau diperolehnya manfaat ekonomi.
  • Efisiensi adalah penghematan input yang diukur dengan cara membandingkan input anggaran atau seharusnya (la) dengan input realisasi atau seharusnya (ls), jika ls < la disebut efisien.
Dihubungkan dengan waktu terjadinya transaksi atau diperolehnya manfaat ekonomi oleh anggota dapat dibagi menjadi dua jenis manfaat yaitu:
1.1.Manfaat Ekonomi Langsung (MEL) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota langsung diperoleh pada saat terjadinya transaksi antara anggota dengan koperasinya.
1.2.Manfaat Ekonomi Tidak Langsung (METL) adalah manfaat ekonomi yang diterima oleh anggota bukan pada saat terjadinya transaksi, tetapi diperoleh kemudian setelah berakhirnya suatu periode tertentu atau periode pelaporan keuangan atau pertanggung jawaban pengurus dan pengawas, yakni penerimaan SHU (Sisa Hasil Usaha) anggota.

Manfaat ekonomi pelayanan koperasi yang diterima anggota dapat dihitung dengan cara sebagai berikut:
TME = MEL + METL
MEN = (MEL + METL) – BA
Bagi suatu badan usaha koperasi yang melaksanakan kegiatan serba usaha (multipurpose), maka besarnya manfaat ekonomi langsung dapat dihitung  dengan cara sebagai berikut:
MEL = EfP + EfPK + EvP + EvPU
METL = SHUa
Efisiensi Perusahaan atau Badan Usaha Koperasi:

       a.Tingkat efisiensi biaya pelayanan badan usaha ke anggota
(TEBP) = Realisasi Biaya Pelayanan
    Anggaran biaya pelayanan
 = Jika TEBP < 1 berarti  efisiensi biaya pelayanan badan usaha ke anggota

       b.Tingkat efisiensi badan udaha ke bukan anggota
(TEBU) = Realisasi Biaya Usaha
     Anggaran biaya usaha
  = Jika TEBU < 1 berarti efisiensi biaya usaha


      b.      Efektivitas koperasi

Efektivitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (Oa), dengan output realisasi atau seharusnya (Os), jika Os > Oa disebut efektif.

Rumus perhitungan efektivitas koperasi (EvK) adalah sebagai berikut:
EvkK = Realisasi SHUk + Realisasi MEL
Anggaran SHUk + Anggaran MEL
          = Jika EvK > 1, berarti Efektif




      c.       Produktivitas koperasi

Produktivitas adalah pencapaian target output (O) atas input yang digunakan (I), jika (O>1) di sebut produktif.

Rumus perhitungan Produktivitas Perusahaan Koperasi
PPK =            SHUk             x 100 %

(1)       Modal Koperasi
PPK =    Laba bersih dari usaha dengan non anggota         x 100 %

(2)       Modal Koperasi
(1) Setiap Rp.1,00 Modal koperasi menghasilkan SHU sebesar Rp…..
(2) Setiap Rp.1,00 modal koperasi menghasilkan laba bersih dari usaha dengan non anggota sebesar Rp….




      d.      Analisis laporan koperasi

Analisis laporan keuangan koperasi merupakan bagian dari laporan pertanggungjawaban pengurus tentang tata kehidupan koperasi. Laporan keuangan sekaligus dapat dijadikan sebagai salah satu alat evaluasi kemajuan koperasi. Laporan Keuangan Koperasi berisi:
  1. Neraca.
adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansiyang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.
  1. Perhitungan hasil usaha (income statement).
merupakan sesuatu yang utama bagi perusahaan terkait ukuran pendapatan
  1. Laporan arus kas (cash flow).
adalah suatu laporan keuangan yang berisikan pengaruh kas dari kegiatan operasi, kegiatan transaksi investasi dan kegiatan transaksi pembiayaan/pendanaan serta kenaikan atau penurunan bersih dalam kas suatu perusahaan selama satu periode.
  1. Catatan atas laporan keuangan.
adalah catatan tambahan dan informasi yang ditambahkan ke akhir laporan keuangan untuk memberikan tambahan informasi kepada pembaca dengan informasi lebih lanjut.

     5. Laporan perubahan kekayaan bersih sbg laporan keuangan tambahan. 


http://ridwanalghofur.blogspot.com/2012/12/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat_9540.html          http://herlinarukun.blogspot.com/2013/01/evaluasi-keberhasilan-dilihat-dari-sisi.html

9. Evaluasi keberhasilan koperasi dilihat dari sisi anggota 


            a.       Efek-efek ekonomi koperasi

Salah satu hubungan penting yang harus dilakukan koperasi adalah dengan para anggotanya, yang kedudukannya sebagai pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi. Motivasi ekonomi anggota sebagai pemilik akan mempersoalkan dana (simpanan-simpanan) yang  telah di serahkannya, apakah menguntungkan atau tidak. Sedangkan anggota sebagai pengguna akan mempersoalkan kontinuitas pengadaan kebutuhan barang-jasa, menguntungkan tidaknya pelayanan koperasi dibandingkan penjual /pembeli di luar koperasi.

Pada dasarnya setiap anggota akan berpartisipasi dalam kegiatan pelayanan perusahaan koperasi
1.Jika kegiatan tersebut sesuai dengan kebutuhannya 
2.Jika pelayanan itu di tawarkan dengan harga, mutu atau syarat-syarat yang lebih menguntungkan di banding yang di perolehnya dari pihak-pihak lain di luar koperasi.

            b.      Efek-efek harga/efek biaya

Partisipasi anggota menentukan keberhasilan koperasi. Sedangkan tingkat partisipasi anggota di pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya : Besarnya nilai manfaat pelayanan koperasi secara utilitarian maupun normatif. Motivasi utilitarian sejalan dengan kemanfaatan ekonomis. Kemanfaatan ekonomis yang di maksud adalah insentif berupa pelayanan barang-jasa oleh perusahaan koperasi yang efisien, atau adanya pengurangan biaya dan atau di perolehnya harga menguntungkan serta penerimaan bagian dari keuntungan (SHU) baik secara tunai maupun dalam bentuk barang.

Bila dilihat dari peranan anggota dalam koperasi yang begitu dominan, maka setiap harga yang ditetapkan koperasi harus di bedakan antara harga untuk anggota dengan harga untuk non anggota.  Perbedaan ini mengharuskan daya analisis yang  lebih tajam dalam melihat peranan koperasi dalam pasar yang bersaing.

            c.       Analisis gabungan efek ekonomis dengan keberhasilan koperasi

Dalam badan usaha koperasi, laba (profit) bukanlah satu-satunya yang di kejar oleh manajemen, melainkan juga aspek pelayanan (benefit oriented). Di tinjau dari konsep koperasi, fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi atau pun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang  di terima oleh anggota. Keberhasilan koperasi di tentukan oleh salah satu faktornya adalah partisipasi anggota dan partisipasi anggota sangat berhubungan erat dengan efek ekonomis koperasi yaitu manfaat yang di dapat oleh anggota tersebut.

            d.      Penyajian dan analisis neraca pelayanan

Di sebabkan oleh perubahan kebutuhan dari para anggota dan perubahan lingkungan koperasi, terutama tantangantantangan kompetitif, pelayanan koperasi terhadap anggota harus secara kontinu di sesuaikan. 

            Ada dua faktor utama yang mengharuskan koperasi meningkatkan pelayanan kepada anggotanya. 
1.Adanya tekanan persaingan dari organisasi lain (terutama organisasi non koperasi). 
2.Perubahan kebutuhan manusia sebagai akibat perubahan waktu dan peradaban. Perubahan kebutuhan ini akan menentukan pola kebutuhan anggota dalam mengkonsumsi 


          Produk-produk yang di tawarkan oleh koperasi.  Bila koperasi mampu memberikan pelayanan yang  sesuai dengan kebutuhan anggota yang lebih besar dari pada pesaingnya, maka tingkat partisipasi anggota terhadap koperasinya akan meningkat. Untuk meningkatkan pelayanan, koperasi memerlukan informasi-informasi yang datang terutama dari anggota koperasi. 


http://rachmadhidayatullah02.blogspot.com/2013/01/evaluasi-keberhasilan-koperasi-dilihat.html
http://anitapurwati.wordpress.com/2011/12/05/bab-9-evaluasi-keberhasilan-koperasi-di-lihat-dari-sisi-anggota/

Tugas Ekonomi Koprasi bab 5 - 8


   5.     Sisa hasil usaha

a.     Pengertian SHU

Ditinjau dari aspek ekonomi manajerial, Sisa Hasil Usaha (SHU)
koperasi adalah selisih dari seluruh pemasukan atau penerimaan total dengan biaya-biaya atau biaya total dalam satu tahun buku. Dari aspek legalistik, pengertian SHU menurut pasal 45 UU No. 25 Tahun 1992 adalah sebagai berikut.

i.            SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku yang bersangkutan.
ii.           SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dalam koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.
iii.          Besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam rapat anggota.

SHU setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding jasa usaha yang dilakukan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta digunakan untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan koperasi, sesuai dengan keputusan Rapat Anggota.besarnya pemupukan modal dana cadangan ditetapkan dalam Rapat Anggota.

Minggu, 20 Oktober 2013

KOPRASI NYATA

Contoh Koperasi Nyata
Koperasi Sekolah SMPN 47 Jakarta - Pusat : Jl. Rawasari Timur, Jakarta Pusat

1. Jenis Koperasi
Koperasi sekolah SMPN47 termasuk koperasi konsumsi dan tidak berbadan hokum.
  • Dasar-dasar pertimbangan pendirian koperasi sekolah SMPN 47 jakarta :
1.Menunjang program pembangunan pemerintah di sektor perkoperasian melalui program pendidikan sekolah.
2.Menumbuhkan kesadaran berkoperasi di kalangan siswa.
3.Membina rasa tanggung jawab, disiplin, setia kawan, dan jiwa koperasi.
4.Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan berkoperasi, agar kelak berguna dimasyarakat.
5.Membantu kebutuhan siswa serta mengembangkan kesejahteraan siswa di dalamdan luar sekolah.
  • Tujuan koperasi sekolah SMPN 47 jakarta :
Tujuan koperasi sekolah adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tata perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Sedangkan pembentukan koperasi sekolah di kalangan siswa dilaksanakan dalam rangka menunjang pendidikan siswa dan latihan berkoperasi.Dengan demikian, tujuan pembentukannya tidak terlepas dari tujuan pendidikan dan program pemerintah dalam menanamkan kesadaran berkoperasi sejak dini
  • Ketentuan keanggotaan koperasi sekolah :
1.Mereka yang diterima menjadi anggota koperasi sekolah adalah siswa sekolah tempat koperasi itu didirikan.
2.Setiap anggota mempunyai hak yang sama dalam Rapat Anggota, satu anggotamemiliki satu suara.
3.Keanggotaan koperasi sekolah tidak dapat dipindah tangankan kepada oranglain.
4.Setiap anggota koperasi sekolah wajib memenuhi dan melaksanakanketentuan-ketentuan yang berlaku dalam koperasi







STRUKTUR KOPERASI

Selasa, 09 Juli 2013

TOOLS FOR COMMUNICATION

TOOLS FOR COMMUNICATION

Yet another definition see language as a system of communication that enables humans to cooperate.
This definition stresses the social functions of language and the fact that humans use it to express themselves and to manipulate objects in their environment. Functional theories of grammar explain grammatical structures by their communicative function, and understand the grammatical structure of the language as a result of an adaptive process in which grammar was "tailored" to serve the communication needs of users. This view of language is associated with the study of pragmatic language, cognitive and interactional framework, as well as socio-linguistics and linguistic anthropology. Functionalist theories tend to study grammar as a dynamic phenomenon, as the structure is always in the process of change as they are employed by their speakers. This view led to the study of linguistic typology is important, because it can be shown that the process of grammaticalization tend to follow the path that is partly dependent on typology. In the philosophy of language these views are often associated with Wittgenstein's later works and with ordinary language philosophers such as GE Moore, Paul Grice, John Searle and JL Austin.
Tool for communication
Yet another definition sees language as a system of communication that Enables humans to cooperate. This definition stresses the social functions of language and the fact that humans use it to express Themselves and to Manipulate objects in their environment. Functional theories of grammar explain grammatical structures by their communicative functions, and understands the grammatical structures of language to be the result of an adaptive process by roomates grammar was "tailored" to serve communicative needs of its users. This view of language is associated with the study of language in pragmatic, cognitive and interactional frameworks, as well as in socio-linguistics and linguistic anthropology. Functionalist theories growing niche to study grammar as a dynamic phenomenon, as structures that are always in the process of changing as they are employed by their speakers. This view leads to the study of linguistic Typology being of importance, as it can be shown that processes of grammaticalization growing niche to follow trajectories that are partly dependent on Typology. In the philosophy of language these views are Often associated with Wittgenstein's later works and with ordinary language philosophers such as G. E. Moore, Paul Grice, John Searle and J. L. Austin. 


sumber : http://wirmanvalkinz.blogspot.com/2013/03/kumpulan-contoh-artikel-bahasa-inggris.html

Weaknesses of Indonesian Economic



Weaknesses of Indonesian Economic

Chamber of Indonesia Commerce and Industry (Kadin) declared Indonesian economy that is actually very promising for both domestic and foreign investors. However, there are still weaknesses seeing by Kadin of the economy that need to be addressed. Vice Chairman of Kadin Indonesia, Novian Anindya Bakrie said, promising Indonesian economy is evidenced by incoming investment, private consumption, and vibrant business world.

"But there are still some weaknesses that Indonesia's economic structure needs to be addressed now," said Anindya at Menara Kadin Jakarta, Wednesday (06/03/2013).

Anindya see Indonesia's economic weakness is in the trade deficit. Currently due to larger imports than exports then it makes more Indonesian trade balance to be deficit. Moreover, the largest import of oil and gas.

On the other hand, Anindya also highlights subsidy of oil (BBM) to the people who actually are not even on target. Current budget fuel subsidy enjoyed by the rich instead.
"As the impact, the deficit and the high pressure gas imports that led to the weakening of the rupiah," he added.

Again, the actual budget for infrastructure even neglected. He rated in the last few months that there is no improvement of government policy so that a problem cannot be resolved. Though foreign investors intending to invest in Indonesia as it will look up the bureaucratic infrastructure. If not good, then foreign investors will pull out of Indonesia.