Jumat, 26 Juni 2015

Makalah tentang pembuat karya ilmiah

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Karya ilmiah adalah hasil atau produk dari penelitian ilmiah, oleh sebab itu kegiatan penelitian sebagai refleksi dari berpikir ilmiah dikalangan ilmuan dan calon ilmuan. Karya ilmiah adalah tulisan tentang ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar serta fakta yang disajikan dapat berasal dari pengamatan, studi pustaka, penyebaran angket, wawancara ataupun dari pengalaman.

Dalam membuat karya ilmiah kita perlu memperhatikan dan mampu untuk memahami tata cara merencanakan karya tulis. Dalam menyusun karya tulis perlu diperhatikan cara memilih judul, beberapa hal tentang tinjauan pustaka dan rancangan karya tulis. Di sini akan dijelaskan tentang itu semua.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara memilih judul dalam penulisan karya tulis?
2. Apa yang di maksud dengan tinjauan pustaka?
3. Bagaimana cara membuat rancangan karya tulis?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui cara memilih judul yang baik dan benar.
2. Untuk mengetahui pengertian dari tinjauan pustaka.
3. Untuk mengetahui cara membyuat rancangan karya tulis.

BAB II PEMBAHASAN

A. Cara Memilih Judul Karya Tulis Ilmiah
Untuk merumuskan judul, maka penulis harus memahami hakikat masalah. Masalah dan judul saling berkaitan satu sama lain. Masalah harus dapat memberikan kesan terhadap judul. Demikian pula sebaliknya judul harus mencerminkan masalah, artinya dalam judul harus tersirat masalah. Judul bisa diibaratkan sebuah “ikan” yang mengundang orang untuk membacanya dan kalau mungkin ingin mencobanya. Judul yang baik mengundang orang tertarik untuk mempelajari isinya.
Judul dapat ditetapkan setelah masalah penelitian yang dirumuskan. Judul harus mengacu kepada masalah pokok penelitian. Ada beberapa metode bijak untuk menentukan judul skripsi, tesis, disertasi, tugas akhir, tugas khusus dan penulisan karya ilmiah lainnya. Cara-cara tersebut adalah :

1. Sesuaikan judul dengan basic interest/kesukaan 
Perlu diketahui kenapa saya memberikan poin pertama untuk sesuaikan judul dengan basic interest adalah ketika kita berbuat atau melakukan sesuatu akan terdorong oleh minat yang kuat. Minat ini terbangun atas adanya dorongan mental dari dalam diri kita. Bagaimana kita bisa menjadi mau untuk mengerjakan sesuatu jika kita saja tidak suka. Yang ada jika ini dipaksakan adalah hanya pengerjaan setengah hati. Totalitas Anda akan terhambat. Terkadang juga orang tidak berani melakukan sesuatu karena tidak mengakui bahwa kita mempunyai kekuatan tersembunyi dalam diri kita masing-masing, kekuatan yang membuat kita mau dan berani mengambil tindakan. Tidak hanya dalam angan angan. Yang mendasari adalah bagaimana sudut pandang kita terhadap sesuatu.

2. Sesuaikan dengan kemampuan 
Hal ini lebih kepada saat Anda mengerjakan project Anda dan menjadikannya mejadi karya ilmiah. Ketika Anda menjadi pembicara dalam sebuah presentasi dapat dipastikan bahwa apa yang Anda ungkapkan tidak lebih dari 70 persen dari kemampuan Anda. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan apa yang Anda bisa dapat memberikan kontribusi yang maksimal terhadap karya tulis yang sedang atau akan Anda buat, akan riskan jadinya jika Anda menentukan sebuah judul karya ilmiah padahal Anda tidak punya kemampuan terhadap apa yang Anda kerjakan.
Banyak waktu Anda akan terbuang percuma untuk mendapatkan informasi terhadap materi judul yang akan Anda buat jika tidak mempunyai basic kemampuan dalam terhadap materi judul. Anda akan belajar mulai dari awl dan inilah yang saya anggap riskan. Untuk memahami materi tidak semudah membalikkan telapak tanga, butuh waktu, tenaga dan materi yang banyak. Dan pastinya akan menghambat Anda dalam pembuatan karya ilmiah walaupun ini bisa ditutupi dengan penggalian informasi melalui referensi, tetap saja akan mengganggu hasil dari karya ilmiah yang Anda buat.
Di sini saya berusaha menyadarkan Anda bahwa judul yang berkualitas dengan materi yang berkualitas tidak bisa didaopatkan dari referensi saja. Ini melibatkan Anda dalam menemukan sesuatu yag baru, tidak ditemui sebelumnya diluar karya ilmiah Anda. Yang ada adalah referensi adalah dasar pemahaman materi, bukan hasil temuan yang Anda buat. Kita harus paham bahwa karya ilmiah bertujuan untuk menemukan hasil temuan baru dari hasil penelitian/karya ilmiah yang dibuat. Bukan hanya mengaplikasikan materi atau referensi yang sudah ada saja. Terasa tidak ada yang spesial jika tidak ada perubahan dari masa-ke masa terhadap karya tulis.

3. Simulasikan hasil judul sementara dengan kebutuhan masyarakat 
Mensimulasikan materi judul yang Anda buat merupakan salah satu syarat untuk mencapai hasil temuan dari karya tulis yang berbobot. Apa gunanya jika karya tulis yang kita buat jika hanya memenuhi kewajiban untuk membuat skripsi atau tugas akhir saja tanpa ada kontribusi nyata terhadap perubahan masyarakat atau membantu masyarakat untuk melakukan sesuatu dengan lebih mudah. Hanya menjadi kertas berisi materi dan bukan aplikasi nyata kepada masyarakat menjadikan karya tulis kita sebagai sebuah buku tidak bermakana pada kehidupan masyarakat kita. Padahal makna membuat karya tulis adalah karena alasan agar kita dapat bekerja untuk masyarakat dan juga bisa mendapatkan materi(pekerjaan) darinya. Jika masyarakat tidak butuh, bagaimana hal ini akan tercapai.

4. Cari referensi yang mendukung 
Referensi ini sebenarnya adalah langkah kedua dalam menetukan judul setelah Anda yakin bahwa judul yang dibuat telah mantap. Referensi ini dilakukan untuk menunjang karya ilmiah hingga penulisannya. Tidak mungkin kita menulis karya ilmiah hanya hasil temuannya saja tanpa ada dasar materi. Demikian juga judul yang kita buat mungkin sudah ada yang pakai. Oleh sebab itu lakukan perbandingan dengan melakukan pencarian referensi.

5. Sharing dengan dosen,teman, keluarga, dll.
Dalam sharing ini Anda akan mendapatkan saran dan kritik dalam pengambilan keputusan menentukan judul. Dengan sharing Anda mengetahui kekurangan, kelemahan, kekuatan dan kelebihan dari judul yang Anda buat dari sumber lain yang kompeten, dianggap kompeten karena orang-orang yang mejadi sumber sharing adalah orang-orang yang mengetahui materi dalam judul yang Anda buat dan perilaku diri Anda sendiri.

6. Do it
Ironis memang, sekarang ini banyak orang kebingungan tentang apa yang harus dilakukan. Sharing sudah, simulasi sudah, cari refensi sudah, tapi yang kurang mengenakkan adalah seringkali kita merasa masih kurang dan kurang, akhirnya tidak mendapatkan apa-apa. Mulailah bertindak sedikit demi sedikit untuk judul Anda, tidak harus sempurna. Dan pada prosesnya nanti Anda akan mengerti bagaimana harus bertindak dan judul Anda sudah pasti selesai atau ditentukan dengan mudah, tidak mungkin secara ceroboh Anda melakukan hal ini bukan.

B. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan bagian terpenting dan mendasar dari karya tulis ilmiah. Bagian ini pada umumnya berisi teori-teori yang mendukung penelitian. Menulis tinjauan pustaka berarti melakukan tinjauan kembali terhadap literatur yang berkaitan dengan tema dari karya tulis ilmiah yang sedang kita kerjakan. Literatur tersebut dapat berupa buku-buku bacaan, laporan hasil penelitian, dan jurnal penelitian ilmiah. Teori dan fakta yang dikutip dalam tinjauan pustaka sebaiknya diambil dari sumber primer (pertama) dengan memberikan referensi, yakni menyebutkan nama pengarang, tahun dan halaman dari literatur yang dikutip. Tinjauan pustaka hendaknya ditulis secara singkat dan tidak terlalu mendominasi sebuah karya ilmiah.

 Kegunaan Tinjauan Pustaka
Penulisan tinjauan pustaka dalam penelitian (karya ilmiah) berguna untuk :
• Mendalami landasan teori, ide-ide dan pendekatan-pendekatan yang berkaitan dengan permasdalahan yang diajukan.
• Mengkaji keunggulan dan kelemahan hasil penelitian terdahulu.
• Menghindari pengulangan dan membuktikan keaslian penelitian yang kita lakukan
• Mempermudah dalam pembuatan rumusan masalah penelitian.
• Memberi informasi tentang pustaka yang berkaitan dengan tema penelitian.

 Kesalahan Umum dalam Menulis Tinjauan Pustaka
• Menguraikan definisi-definisi dari konsep yang tangah dibahas tanpa menghubungkan (menganalisis hubungan) antara konsep yang satu dengan lainnya,sehingga tinjauan pustaka terkesan bagaikan tempelan dari serangakaian definisi.
• Menulis tinjauan pustaka mirip dengan menulis resensi buku, yakni dibahas artikel tanpa kaitan sistematis.
• Menulis tinjauan pustaka seperti menulis daftar pustaka yakni menyebutkan nama penulis dan judul bukunya tanpa membahas apa isi buku yang dikutip.
Dalam menulis tinjauan pustaka ada beberapa hal yang perlu dihindari, antara lain :
1. Membuat kalimat terlalu panjang.
2. Menggunakan istilah yang berkonotasi ganda sehingga tidak jelas maksudnya.
3. Menggunakan bahasa yang tidak efektif dan miskin kosa kata sehingga membosankan.
4. yang kurang tepat sehingga salah maknanya.
5. Salah dalam mengadopsi istilah asing serta mencampur-adukkan istilah asing dengan bahasa Indonesia sehingga membingungkan.
6. Membuat terjemahan yang kurang sempurna sehingga tidak jelas artinya.

C. Membuat Rancangan Karya Tulis
Sebelum mulai menulis, sadari betul bahwa tujuan penulisan adalah memberi ilmu atau minimal informasi yang diharapkan berguna bagi pembaca. Karena itu, renungkan betul manfaat bagi pembaca kalimat demi kalimat yang kita tuliskan. Sebelum menyusun karya tulis terlebih dulu kita bisa menentukan atau memilih ide, namun tidak semua ide dapat kita tulis. Banyak alasan untuk itu. Mungkin ide itu kurang hangat atau kurang menarik. Mungkin juga hangat dan menarik tetapi kita tidak mampu menulisnya. Kemudian ubah ide menjadi topik tulisan, buatlah topik secara garis besar sebagai pedoman untuk membuat kerangka tulisan. Topik juga dapat langsung menjadi judul, atau dapat pula dari topik kita turunkan sebuah judul sementara, karena bisa jadi judul akan berubah setelah anda selesai menulis.
Selanjutnya setelah kita menentukan topik tulisan, sebaiknya kita membuat kerangka tulisan. Kerangka ini berguna sebagai pedoman agar kita tidak menulis sesuatu yang diluar topic tulisan, sesuaikan dengan judul atau topic yang kita pilih, di bagian ini kita dapat merancang bagaimana sumber-sumber bacaan nantinya dikumpulkan dan disusun. Apakah kita akan menyajikannya dalam bentuk table, gambar,ilustrasi atau kombinasinya. Hal ini perlu kita perhatikan agar kita mempunyai pedoman ketika kita menyusun tulisan ilmiah. Dengan cara ini kita akan menulis sebuah karya secara efisien dan efektif.
Secara umum karya tulis ilmiah terbagi dalam 4 bagian : pendahuluan, pokok, hasil, dan penutup. Pendahuluan memuat hal-hal yang menjadi alasan dilakukannya kegiatan ilmiah yang dilaporkan dalam tulisan tersebut. Pendahuluan memuat studi pustaka yang mengungkap laporan-laporan kegiatan ilmiah terdahulu yang berkaitan dengan topik serupa. Dari uraian studi pustaka diharapkan dapat disusun suat ungkapan tentang hal menarik yang bakal terungkap apabila dilakukan penelitian lebih lanjut. Ungkapan semacam ini resminya disebut hipotesa. Bagian pokok karya tulis memuat rencana kerja kegiatan penelitian untuk mengungkap kebenaran hipotesa. Untuk mempertanggungjawabkan kegiatan, perlu dituliskan landasan teori yang menghubungkan pernyataan-pernyataan pendukung kebenaran hipotesa dengan hasil-hasil kegiatan penelitian. Pelaksanaan kegiatan ilmiah dilaporkan dibagian hasil dari karya tulis. Sedangkan penutup sering diisi dengan kesimpulan dan saran.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Disemua uraian penutup yang dimuat dalam makalah ini, terdapat beberapa hal yang yang seksama dan pemikiran yang matang dan runtut perlu diperhatikan. Kedua, dalam menyampaikan pemikirannya, penulis tidak mungkin mengabaikan perkembangan yang terjadi di sekitarnya, khususnya yang terjadi dalam bidang keilmuannya sendiri. Ketiga, sarana utama dalam menyusun dan menyampaikan pemikiran adalah bahasa. Bahasa sebuah sistem komunikasi memiliki aturan-aturan sendiri sekalipun sistem itu terus berkembang. Terakhir adalah masalah tanggung jawab, sekalipun kata ini tidak banyak muncul dalam buku ini, tulisan-tulisan yang ada mengajak pembaca untuk menyadari bahwa seorang penulis mempunyai berbagai tanggung jawab.
Dalam menulis kerangka tulisan ilmiah yang perlu diperhatikan adalah bagian-bagian dalam tulisan ilmiah, terutama dalam jurnal ilmiah antara lain, judul tulisan, nama dan alamat penulis, abstrak, pengantar, permasalahan penelitian, bahan dan cara penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulan, dan daftar pustaka.

DAFTAR PUSTAKA

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Ciputat: Gaung Persada (GP) Press.

Wahidmurni. 2008. Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum Dari

Teori Menuju Praktik Disertai Contoh Hasil Penelitian. Malang: Universitas Negeri Malang (UM) Press

Jumat, 24 April 2015

TUGAS SOFTSKILL

Tarif Murah vs Pelayanan dan Keamanan

Beberapa hari ini, dunia penerbangan tanah air kita kembali dibuat geger. Belum ada dua bulan setelah kasus jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, maskapai penerbangan lain yang juga berbasis LCC (Low Cost Carrier), Lion Air, juga menggemparkan dunia pelayanan penerbangan di Indonesia.
Setelah masyarakat digemparkan dengan pemberitaan tragedi jatuhnya pesawat Air Asia yang diangkat oleh media selama hampir selama sebulan penuh dengan durasi tayang atau durasi pengulasan berita yang hampir setiap jam, kini bertepatan dengan hari libur perayaan tahun baru China (Imlek) tanggal 18 Februari 2015, ribuan penumpang atau sekitar enam ribu penumpang penerbangan Lion Air terlantar di beberapa bandara tanah air, akibat ketidakjelasan informasi keterlambatan penerbangan.
Saat itu, belum diketahui dengan jelas apakah alasan penundaan dan keterlambatan penerbangan tersebut. Pihak front desk hingga stakeholder maskapai tersebut tak kunjung tampil ke depan publik untuk memberikan kejelasan berkaitan dengan masalah ini.
Akibatnya amarah ribuan customer penerbangan tersebut memuncak. Para penumpang yang terlantar beberapa hari tersebut juga tidak hanya tidak mendapatkan kejelasan kabar keberangkatan mereka, namun juga tidak mendapatkan fasilitas pengganti yang seharusnya dipenuhi pihak maskapai, yang tercantum dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM. 49 Tahun 2012.

Maskapai Berbasis LCC dan Pelayanannya
Maskapai LCC atau Low Cost Carrier adalah maskapai penerbangan yang menawarkan tarif rendah kepada customer-nya, dengan konsekuensi penghapusan atau pengurangan beberapa layanan atau fasilitas yang akan didapatkan oleh penerbangan reguler. Penerbangan dengan tipe ini juga disebut 'Discounter Carrier' biasanya identik dengan bisnis jasa penerbangan yang menganut layanan “efisisen, sederhana dan ringkas”.
Jenis penerbangan ini diperkenalkan di Amerika Serikat yang akhirnya diikuti oleh banyak perusahan maskapai penerbangan di seluruh dunia. Bagaimana tidak, bisnis tipe ini cukup merauk untung yang besar. Dilansir dari berbagai media, pada saat kondisi penerbangan internasional tengah mengalami krisis dengan adanya isu terorisme dan perang, jasa penerbangan dengan basis LCC masih tetap mendapatan keuntungan. Para konsumen tetap memlilih penerbangan murah untuk melakukan perjalanan walaupun dengan kondisi tersebut.
Jika kita tengok di dalam negeri, kita bisa melihat Air Asia dan Lion Air adalah dua di antara maskapai yang menerapkan konsep penerbangan tersebut. Tak jarang kita dapat menemukan promo tarif penerbangan besar-besaran yang dilakukan kedua maskapai tersebut melalui laman website mereka.

Namun tak jarang dua maskapai ini juga kerap mewarnai pemberitaan di media seputar isu pelayanan dan keselamatan penumpangnya. Terlebih dua bulan terakhir. Setelah tragedi jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501, kini giliran keterlambatan pemberangkatan penumpang yang bukan merupakan masalah pertama bagi Lion Air. Namun, peristiwa beberapa hari telah makin mencoreng nama Lion Air sebagai maskapai penerbangan dengan tarif 'murah'. Kemudian yang menjadi pertanyaan publik atau masyarakat, apakah layanan penerbangan berbasis 'tarif murah' ini kemudian mengabaikan keselamatan penumpang dan pelayanannya?
Pelanggaran izin terbang yang dilakukan penerbangan Air Asia QZ8501 pada tragedi saat itu, dan juga beberapa pelanggaran yang juga dilakukan oleh maskapai ber-tagline "We Make People Fly" ini menambah citra buruk bisnis penerbangan berkonsep LCC ini. Jika kita tengok karakteristik penerbangan ini, memang LCC akan mengeliminasi layanan maskapai reguler pada umumnya, yaitu:
- Pengurangan katering;
- Meminimalisasi layanan konsumen dengan penggunaan bantuan IT (direct sales) sehingga dapat mengurangi operational cost dan mendapatkan kecepatan dan kemudahan dalam sistem service-nya;
- Kapasitas kelas ekonomi yang lebih banyak daripada layanan penerbangan reguler;
- Seringkali maskapai melakukan ekspansi promo besar-besaran untuk memperkuat positioning mereka sebagai maskapai LCC;
- Dan memberlakukan penanganan ground handling yang cepat dan pesawat mempunyai utilisasi jam terbang yang tinggi
Konsep ini memang dilakukan untuk memikat konsumen untuk tetap dapat bepergian jarak jauh meski dengan merogoh kocek yang minim. Hal positif yang didapatkan masyarakat adalah mobilitas masyarakat terbantu oleh tarif tiket yang murah−walaupun dengan layanan 'ala kadarnya'. Terlebih beberapa tahun terakhir, dengan adanya konsep penerbangan LCC, antusias masyarakat Indonesia untuk bepergian menggunakan angkutan udara terbilang cukup tinggi.
Jasa-jasa penerbangan LCC berlomba-lomba melakukan perang tarif untuk mendapatkan konsumen yang banyak, namun terkadang mengabaikan faktor-faktor keselamatan dan pelayanan penumpang atau hal-hal teknis yang berkaitan dengan pelaksanaan penerbangan. Seperti yang kita lihat pada kasus Lion Air beberapa hari ini, informasi yang saat ini berhembus tentang penyebab ketertundaan beberapa penerbangan maskapai tersebut, dikarenakan adanya ketidaksingkronan tim marketing Lion Air dengan pihak teknis penerbangan maskapai tersebut sehingga menimbulkan ketertundaan penerbangan
Hal ini diperparah juga dengan diabaikannya hak para konsumen yang terlantar akibat tertundanya jadwal penerbangan mereka, seperti yang dilansir dalam online news Media Indonesia, bahwa pihak Angkasa Pura dalam peristiwa ini harus turun langsung membantu pengembalian uang pembelian tiket atau “refund” kepada pihak konsumen Lion Air yang telah menunggu kejelasan nasib mereka.
Solusi Tarif Murah vs Pelayanan dan Keamanan
Beberapa peristiwa terkait penerbangan dua bulan terakhir ini, memungkinkan adanya kecemasan dan penurunan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap perusahaan angkutan udara, terlebih dengan sistem pemberitaan media di Indonesia yang terkesan memberitakan isu-isu terkait rendahnya keamanan dan pelayanan penerbangan LCC ini. Bahkan tragedi tersebut telah mengundang rencana Menteri Perhubungan Ignasius Jonan yang akan menghapuskan tiket penerbangan murah.
Melihat dari isu tersebut, sebenarnya penerbangan berbasis LCC ini tidak dapat sepenuhnya selalu diidentikkan dengan “murah bearti rendahnya pelayanan dan tingkat keamanan”. Namun yang perlu kembali kita evaluasi adalah selain dari evaluasi teknis berkaitan dengan pengecekan standar kemanan yang tercantum dalam IATA Operational Safety Audit (IOSA) yang ditetapkan oleh International Air Transport Association (IATA) oleh masing-masing maskapai dan dukungan dari berbagai pihak terkait transportasi seperti Air Traffic Control (ATC), pihak bandara, pihak operator penerbangan, tetapi juga bagaimana strategi komunikasi pemasaran dan customer relations oleh masing-masing maskapai.
Dapat dilihat, bagaimana komunikasi pemasaran dan manajemen krisis serta customer relations yang dilakukan oleh seluruh jajaran stakeholder dan maskapai Air Asia saat tragedi jatuhnya salah satu pesawatnya Desember lalu. Maskapai tersebut langsung memposisikan diri mereka dalam keadaaan tanggap darurat.
Di mana, seluruh jajaran termasuk sang CEO Tony Fernandes bersedia turun langsung memberikan penjelasan dan mencoba berusaha mengupdate setiap informasi yang akan dan telah dilakukan dalam evakuasi penumpang dan awak pesawat tersebut, termasuk pemberiaan kompensasi dan mengakomodir keluhan para keluarga korban. Hal ini dapat kita lihat sebagai bentuk dari tanggung jawab dan strategi komunikasi pemasaran serta manajemen krisis yang dilakukan maskapai tersebut guna tetap memelihara relations yang baik terhadap pelanggannya pada khususnya dan masyarakat luas pada umumnya.

Hal tersebut juga dapat mengubah mindset masyarakat terhadap hal-hal negatif yang berhubungan dengan tragedi kecelakan tersebut. Dengan pengemasan yang strategi dan customer relations yang baik, citra dan kepercayaan masyarakat akan moda penerbangan LCC ini juga akan berbuah positif.

Jumat, 17 April 2015

KATA PENGANTAR UNIK

Nama: Arief Riyanto
NPM:  11212100

KATA PENGANTAR 

Dengan sepenuh hati saya bersyukur atas nikmat yang telah allah SWT berikan, sehingga saya dapat menyusun makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini saya membahas mengenai Analisis Pengaruh Pelayanan Jasa Terhadap Kepuasan Konsumen.

Makalah ini dibuat dengan berbagai inspirasi dan investigasi serta dikupas secara tajam, setajam silet. Serta beberapa bantuan dari berbagai pihak untuk membantu menghadapi cobaan dan tantangan selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. 

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada pembuatan makalah ini, karena kesempurnaan hanyalah milik allah SWT semata. Oleh karena itu penulis mengundang pembaca untuk memberikan saran dan kritik yang dapat membangun penulis. Kritik konstruktif dari pembaca sangat saya harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. 

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca. 



Jakarta, 17 April 2013
                                      

                                                                                                                               
                                                                                                                     Penulis



Jumat, 27 Maret 2015

REVIEW JURNAL 2



REVIEW JURNAL 2

Tema : Perilaku Konsumen

PENTINGNYA Kualitas Pelayanan DAN KEPUASAN PELANGGAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMen

                                                            Endang Ruswanti
Universitas Indonusa Esa Unggul
ABSTRAK
Pelayanan ekonomi memiliki peranan sama dalam perekonomian di negara-negara berkembang tetapi dampak total ekonomi lebih kecil dari pada aktifitas layanan sehingga mendorong penyedia pelayanan dapat menemukan metode yang tepat untuk menyenangkan pelanggan, tujuan penulisan ini adalah untuk mencapai kepuasan pelanggan  merupakan konsep yang terkenal dan mandiri pada beberapa wilayah seperti dalam bidang pemasaran.

Rumusan Masalah
Pentingnya kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan terhadap loyalitas konsumen.

Tujuan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat menajdi masukkan manajemen mengevaluasi keberhasilan dalam melayani kepuasan pelanggan terhadap loyalitas konsumen untuk menghadapi pesaing yang semakin ketat. Karena kepuasan pelanggan merupakan faktor utama dalam menilai kualitas pelayanan, dimana konsumen menilai kinerja pelayanan yang diterima dan yang dirasakan secara langsung terhadap suatu pelayanan.

Metodologi Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi dan konklusif yang tujuannya untuk mendeskripsikan atribut-atribut kepuasan konsumen.

Pembahasan
Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan ditentukan oleh bagaimana tingkat kesesuaian antara pelayanan yang diberikan dengan pelayanan yang diharapkan pelanggan. Kepuasan pelanggan adalah konskuensi utama kualitas pelayanan dan dapat menentukan kesuksesan dalam jangka panjang pada organisasi penyedia jasa (Parasuraman, 1994;240) secara umum kepuasan pelanggan dipengaruhi oleh ekpektasi pelanggan atau antisipasi awal untuk menerima pelayanan

Pelayanan
Persepsi pelayanan dapat ditetapkan sebagai pelayanan global melalui sikap konsumen yang berkaitan dengan superioritas pelayanan. Kepuasan pelanggan merupakan faktor utama dalam menilai kualitas pelayanan, dimana konsumen menilai kinerja pelayanan yang diterima dan yang dirasakan secara langsung terhadap suatu pelayanan.


Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan dinilai sebagai keseluruhan harga, kualitas pelayanan memiliki gap antara dimensi kualitas yang diberikan dengan yang diharapkan konsumen Empati adalah kepedulian atau perhatian terhadap konsumen secara individual. Keamanan dan empati sebenarnya telah mewakili tujuh dimensi kualitas pelayanan yakni daya saing, aksessibilitas, kesopanan, komunikasi, kredibilitas, pemahaman, keamanan dan komitmen konsumen. Dengan mengurangi jumlah dimensi kualitas pelayanan tidak berarti mengurangi akurasi pengukuran kualitas pelayanan.

Kepuasan Pelanggan
Kepuasan merupakan penilaian bahwa sebuah fitur produk atau pelayanan, atau produk atau pelayanan itu sendiri, menyediakan level pemenuhan terkait konsumsi yang menyenangkan. Telah disebutkan bahwa kepuasan pelanggan merupakan sebuah konsep yang lebih luas dari pada kualitas pelayanan karena mencakup evaluasi kognitif dan afektif.

Loyalitas Pelanggan
Kepuasan merupakan perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi dengan hasil atau kinerja suatu jasa dengan harapannya. konsumen yang memiliki loyalitas tinggi memiliki ciri bahwa pelanggan melakukan pembelian ulang secara teratur, pelanggan dalam membeli juga membeli di luar lini produk atau jasa, pelanggan mengajak orang lain untuk melakukan pembelian, pelanggan menunjukkan kesetiaan dengan tidak membeli produk atau jasa perusahaan pesaing.

PENUTUP
Kesimpulan
            Kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelayan sangat di tentukan oleh kinerja pelayanan penjual jasa atau produk, karena dengan pelayan yang prima dengan loyalitas pelayan serta keamanan dari penjual produk atau jasa maka konsumen akan memiliki perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi dengan hasil atau kinerja suatu jasa dengan harapannya bila konsumen merasakan kepuasan pelayanan yang prima.

SUMBER  :  http://ilhamlucky.blogspot.com/2015/03/pentingnya-kualitas-pelayanan-dan.html

RIVEW JURNAL 1

RIVEW JURNAL 1

Tema : Perilaku Konsumen
Analisis Perilaku Konsumen Rokok Di Kalangan Mahasiswa

Universitas Pakuan

Yudhia Mulya, SE, MM dan Sri Hidajati Ramdani, SE, MM

LATAR BELAKANG PENELITIAN
Tingkat konsumsi rokok di Indonesia relatif tinggi dibandingkan dengan Negaranegara di Asia Tenggara. Berdasarkan hasil survey WHO, Indonesia menempati urutan pertama di Asia Tenggara dalam hal tingkat prevalensi perokok dewasa per hari. Pola perilaku konsumsi rokok yang cenderung tinggi tersebut juga tercermin dalam pola pengeluaran masyarakat Indonesia. Secara nasional, pengeluaran konsumsi dalam sebulan untuk kelompok barang tembakau dan sirih menempati urutan ketiga setelah makanan dan minuman jadi serta padi-padian. Secara konsisten, pengeluaran rumah tangga untuk kelompok barang tembakau dan sirih menempati urutan terbesar ketiga mulai dari tahun 2008 sampai dengan 2010. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa perilaku konsumsi masyarakat secara umum terhadap tembakau dan sirih telah menggeser kebutuhan makanan bergizi seperti ikan, sayur-sayuran, telur, susu, daging dan buah-buahan.

Perumusan Masalah
Untuk memudahkan dan menjelaskan arah penelitian maka penulis berusaha merumuskan permasalahan yang dibahas mengenai persepsi mahasiswa  Universitas Pakuan terhadap rokok
1. Bagaimana pengetahuan mengenai rokok di kalangan mahasiswa Universitas Pakuan.
2. Bagaimana perilaku konsumsi rokok di kalangan mahasiswa Universitas Pakuan.

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian yang hendak dicapai penulis adalah:
1. Untuk mengetahui pengetahuan mengenai rokok di kalangan mahasiswa.
2. Untuk mengetahui perilaku konsumsi rokok di kalangan mahasiswa.

METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai objek yang diteliti. Materi yang disurvei adalah data umum responden, perilaku dan persepsi konsumen. Mengumpulkan data dari responden melalui penyebaran kuesioner dengan cakupan lingkungan Universitas Pakuan dengan jumlah responden yang akan diteliti sebanyak 600 responden. Lokasi penelitian untuk penyebaran kuesioner adalah 6 fakultas yang ada di Universitas Pakuan yaitu fakultas Hukum, fakultas Ekonomi, Fakultas FKIP, fakultas Sastra, fakultas MIPA dan fakultas Teknik.

Jenis dan Sumber Data Penelitian
Penelitian ini menggunakan sumber data yang berasal dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari hasil kuesioner dan sumber data sekunder merupakan data empiris dan historis yang diperoleh dari studi pustaka dan digunakan sebagai data pendukung penelitian. Data sekunder berupa perangkat hukum yang mengatur tentang rokok, data publikasi statisitik, dan data publikasi dari lembaga internasional terkait dengan rokok.

ANALISIS DATA
Data yang diperoleh dianalisa dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

  1. Analisis statistik deskriptif, yaitu dengan menghitung proporsi responden berdasarkan skala penilaian likert atas aspek-aspek yang dinilai dalam kuesioner untuk mngetahui  bagaimana pola kecenederungan perilaku mahasiswa Universitas Pakuan dalam mengkonsumsi rokok.
  2. Analisis deskriptif, yaitu suatu metode analisis yang bertujuan untuk memperoleh gambaran secara mendalam dan objektif mengenai objek penelitian. Pemaparan hasil kuesioner dikaitkan dengan perangkat hukum yang berlaku di Indonesia yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2003 dan ketentuan dari organisasi kesehatan Internasional (World Health Organization) yang mengatur tentang peringatan terhadap bahaya rokok.

KESIMPULAN
Dari uraian yang telah dipaparkan, maka hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan
sebagai berikut:

  1. Pengetahuan mahasiswa di lingkungan Universitas Pakuan terhadap rokok menunjukkan tingkat pengetahuan yang tinggi, yaitu sejumlah 83,61% dari total responden mahasiswa mengetahui bahaya rokok.
  2. Sikap mahasiswa di lingkungan Universitas Pakuan dalam mengkonsumsi rokok relatif sedang, yaitu sebanyak 201 orang responden atau 55,83% bukan perokok dan 159 orang responden atau 44,17% responden adalah perokok. Dalam pertimbangan pemilihan rokok di kalangan mahasiswa, kecenderungannya adalah faktor rasa merupakan faktor yang lebih dominan setelah merk dan harga.
SUMBER : http://ilhamlucky.blogspot.com/2015/03/analisis-perilaku-konsumen-rokok-di.html